Pemerintah Optimis Jaga Trend Positif Pertumbuhan Ekonomi
Oleh: Nurmana Syafitri )*
Pemerintah optimis dalam menjaga dan mencatat tren positif pertumbuhan ekonomi yang telah dicapai dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan positif merupakan salah satu indikator keberhasilan pemerintah dalam mengelola perekonomian negara.
Trend positif pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. PDB merupakan salah satu indikator utama dalam mengukur pertumbuhan ekonomi suatu negara. Pada tahun 2020, meskipun terjadi pandemi COVID-19 yang berdampak negatif pada perekonomian global, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 2,97 persen. Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, namun tetap menunjukkan tren positif pertumbuhan ekonomi.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi RI tumbuh 4,79 persen (2015), 5,02 persen (2016), 5,07 persen (2017), 5,18 persen (2018), dan 5,02 persen (2019). Kemudian, minus 2,07 persen (2020), 3,69 persen (2021), 5,31 persen (2022), dan 5,04 persen (kuartal IV/2023).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan optimisme terkait prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024. Dalam sebuah konferensi di Jakarta, beliau menyatakan keyakinannya bahwa ekonomi Indonesia dapat tumbuh sebesar 5 persen di tahun yang akan datang.
Bendahara negara itu mengatakan proyeksi ekonomi tumbuh 5 persen pada tahun ini didukung oleh permintaan domestik yang kuat baik dari sisi konsumsi pemerintah, rumah tangga, dan lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT).
Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang positif ini didukung oleh sejumlah faktor, termasuk kebijakan fiskal yang berkelanjutan, stabilitas makroekonomi yang terjaga, serta upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19. Sri Mulyani juga menyoroti pentingnya reformasi struktural yang sedang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas ekonomi.
Meskipun demikian, Menkeu juga menekankan pentingnya kewaspadaan terhadap risiko-risiko yang mungkin timbul, baik dari dalam maupun luar negeri. Perubahan dalam dinamika pasar global, fluktuasi harga komoditas, serta ketidakpastian terkait kebijakan luar negeri dapat mempengaruhi kinerja ekonomi Indonesia.
Dalam konteks ini, Menkeu menegaskan pentingnya kebijakan yang berorientasi pada pengendalian inflasi, pembangunan infrastruktur, serta peningkatan investasi dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Selain itu, Menkeu juga menggarisbawahi perlunya dukungan dari berbagai pihak, baik dari sektor swasta maupun masyarakat, untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi yang ambisius tersebut.
Dengan demikian, melalui sinergi antara kebijakan pemerintah, kesiapan masyarakat, dan dukungan dari sektor swasta, diharapkan Indonesia dapat menghadapi tantangan yang ada dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan pada tahun 2024. Salah satu faktor yang mendukung tren positif pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan pemerintah yang proaktif dalam mengatasi dampak pandemi. Pemerintah telah meluncurkan berbagai stimulus ekonomi, seperti Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), yang bertujuan untuk mendukung sektor-sektor yang terdampak langsung oleh pandemi. Stimulus ini meliputi bantuan sosial, pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta insentif pajak bagi sektor-sektor tertentu.
Pemerintah telah melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Beberapa langkah yang diambil antara lain reformasi perpajakan, penyederhanaan regulasi, dan peningkatan investasi dalam sektor infrastruktur. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.
Selain kebijakan pemerintah, sektor riil juga berperan penting dalam menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi. Sektor industri, pertanian, dan jasa merupakan sektor-sektor yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Peningkatan produksi dan ekspor produk manufaktur, diversifikasi produk pertanian, serta pengembangan sektor jasa seperti pariwisata dan teknologi informasi, menjadi fokus utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Pemerintah juga telah melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan daya saing sektor riil. Salah satunya adalah melalui program pengembangan infrastruktur yang meliputi pembangunan jalan, pelabuhan, bandara, dan energi. Infrastruktur yang memadai akan mempermudah mobilitas barang dan jasa, serta meningkatkan konektivitas antar wilayah. Hal ini akan mendorong pertumbuhan sektor riil dan menciptakan lapangan kerja baru.
Selain itu, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui program pendidikan dan pelatihan. Tenaga kerja yang berkualitas akan meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor riil. Pendidikan dan pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar juga akan membantu mengurangi kesenjangan antara kualifikasi tenaga kerja dengan kebutuhan industri.
Dalam rangka menjaga tren positif pertumbuhan ekonomi, pemerintah juga perlu memperhatikan aspek-aspek lain, seperti pengendalian inflasi, stabilitas keuangan, dan perlindungan lingkungan. Dengan menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlanjutan lingkungan, pemerintah dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.
Secara keseluruhan, pemerintah optimis dalam menjaga dan mencatat tren positif pertumbuhan ekonomi Indonesia. Melalui kebijakan yang proaktif, reformasi struktural, dan pembangunan sektor riil yang berkelanjutan, pemerintah berharap dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Dalam menghadapi tantangan global, pemerintah tetap optimis dalam menghadapinya dan menjaga stabilitas ekonomi negara.
)* Penulis adalah mahasiswa asal Bandung tinggal di Bogor