Bali Basin Action Agenda Jadi Bukti Konkret Kerja Sama di WWF ke-10
Bali – Berbagai komitmen antar dunia dihasilkan dalam forum World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali. Salah satunya yakni peluncuran Bali Basin Action Agenda yang membahas lima tingkatan proses politik, terkait dengan otoritas wilayah sungai dan perairan.
Panduan dalam dokumen ini diyakini dapat memberikan hasil konkret, berupa komitmen dan praktik baik yang mendukung pengelolaan wilayah sungai sebagai pendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs).
"Setiap negara memiliki permasalahan dan fokus pengelolaan air masing-masing, sehingga pendekatan komprehensif secara regional perlu dilakukan. Untuk proses politik, kebijakan pengelolaan air akan dibahas bertingkat mulai dari pelaksana, otoritas sungai, hingga kepala negara," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang juga Ketua Sekretariat Panitia Nasional Penyelenggara World Water Forum ke-10 Mohammad Zainal Fatah.
Ia mengatakan, perlu ada proses politik dan kebijakan yang konsisten dan diikuti oleh aksi nyata di lapangan.
Itulah sebabnya, tema ini dibahas sangat serius dan alot. Sesi diskusi panel tingkat tinggi terkait otoritas wilayah sungai tersebut berlangsung di dua lokasi, yakni Bali International Convention Center (BICC) dan Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC).
Segmen politik ini dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan sejumlah menteri yang bertugas di bidang air, di antaranya Menteri Sumber Daya Air Tiongkok Li Guoying, Menteri Sumber Daya Air dan Irigasi Mesir Hani Sewilam, dan Menteri Integrasi dan Pengembangan Regional Brasil Waldez Goes.
Selain itu, pada sesi yang sama juga diisi Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon, Menteri Peralatan dan Air Republik Maroko sekaligus Presiden Internasional Network of Basin Organizations (INBO) Nizar Baraka, serta sejumlah petinggi otoritas wilayah sungai negara lain.
Sebelumnya, World Water Forum ke-10 telah mengesahkan Ministerial Declaration atau Deklarasi Menteri sebagai hasil konkret diplomatic victory bagi Indonesia. Deklarasi disahkan di akhir Pertemuan Tingkat Menteri yang dihadiri delegasi dari 106 negara dan 27 organisasi internasional.
Selain Deklarasi Menteri, salah satu yang menjadi capaian pada forum ini adalah berhasilnya Indonesia menyusun daftar proyek terkait air yang menjadi andalan dari berbagai negara.
Daftar ini berisi 113 proyek senilai US$9,4 miliar, antara lain proyek percepatan penyediaan air minum bagi 3 juta rumah tangga dan proyek pengelolaan air limbah domestik bagi 300 ribu rumah tangga, yang akan sangat bermanfaat bagi masyarakat di berbagai negara.
Indonesia berada pada jalur rempah dunia, yakni jalur pelayaran tradisional yang membentang antara kawasan Pasifik di sebelah timur sampai pantai timur Afrika di sebelah barat. Selama lebih dari seribu tahun masyarakat di sepanjang jalur ini berinteraksi, memproduksi warisan pengetahuan yang luar biasa terkait pengelolaan kehidupan yang terkait dengan air.
*