Rawat Persatuan Pasca Pemilu, Idul Fitri Momentum Terbaik Wujudkan Rekonsiliasi Nasional
Oleh : Dhita Karuniawati )*
Pesta demokrasi atau Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 telah usai. KPU juga sudah menetapkan Presiden dan Wakil Presiden serta anggota legislatif terpilih periode 2024-2029. Bukan tidak mungkin, perbedaan pilihan politik sejak awal tahapan Pemilu hingga pasca penetapan hasilnya oleh KPU membuat suhu politik semakin memanas dan berdampak pada menguatnya polarisasi di masyarakat. Kini saatnya seluruh masyarakat Indonesia kembali merajut persatuan guna mewujudkan rekonsiliasi nasional pasca Pemilu 2024. Salah satu momentum terbaik untuk mewujudkannya adalah Idul Fitri 1445 H.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Muhammad Sarmuji mengatakan rekonsiliasi nasional penting untuk dilakukan pasca Pemilu 2024, karena menjadi fondasi yang krusial untuk menciptakan stabilitas sosial, politik, dan ekonomi demi mewujudkan pembangunan bangsa dan negara yang berkelanjutan.
Membangun rekonsiliasi bisa dengan memanfaatkan momentum Idul Fitri guna menciptakan situasi kondusif setelah Pemilu 2024, demi menyongsong pembangunan bangsa yang berkelanjutan.
Rekonsiliasi nasional sangat penting dalam menjaga stabilitas politik, yang merupakan prasyarat bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan. Dalam rangka mencapai rekonsiliasi nasional, diperlukan sikap legowo dan kenegarawanan dari semua pihak yang terlibat dalam proses politik. Era kontestasi telah berakhir, dan saatnya bagi seluruh rakyat Indonesia untuk bersatu kembali sebagai bagian dari keluarga besar bangsa.
Semua pihak yang menginginkan kemajuan bagi negara ini pasti akan selalu mendukung proses rekonsiliasi. Jika ada pihak-pihak yang berusaha menghalangi upaya rekonsiliasi, maka pihak tersebut tidak menginginkan kemajuan pembangunan bangsa dan negara. Momentum perayaan Idul Fitri harus dimanfaatkan secara optimal untuk membangun dialog dan perdamaian di antara berbagai pihak yang terlibat dalam politik.
Senada dengan Samuji, Pj Bupati Bolaang Mongondow Utara Sirajudin Lasena mengatakan setelah perhelatan Pemilu 2024 yang baru-baru ini berlangsung, mari kita semua bersatu kembali, tidak terpaku pada perbedaan, melainkan membangun kebersamaan yang lebih kuat. Sudah saatnya kembali merajut tali silaturahmi, mempererat hubungan sosial, serta memupuk persatuan dan kesatuan.
Samuji berharap, dengan semangat Idul Fitri akan mampu mewujudkan kehidupan yang lebih harmonis, damai, serta sejahtera bagi kita semua. Mari kita bersama-sama melanjutkan perjalanan menuju kehidupan yang lebih baik setelah menjalani Pemilu 2024. Sebab, merupakan kewajiban bagi kita untuk menjadikan momen Idul Fitri sebagai momentum untuk menyatukan hati dan pikiran, serta menguatkan ikatan persaudaraan.
Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmato mengatakan bahwa Ramadan yang jatuh tanggal dan bulannya selepas pelaksanaan Pemilu 2024 harus dijadikan momen rekonsiliasi politik para pemimpin bangsa dan politisi di negeri ini. Karena dengan rekonsiliasi politik ini diharapkan ketegangan selama masa Pemilu kemarin bisa menurun dan harus dihilabgkan.
Bulan Ramadan tahun ini merupakan momentum yang tepat untuk meredakan ketegangan, pasca Pilpres dan Pileg 2024. Ramadan selalu menghadirkan kesejukan hati. Rasa itu tidak hanya dirasakan umat Muslim tapi juga dirasakan seluruh penduduk beragama lain. Suasana ini akan mendorong terjadinya rekonsiliasi. Kita butuh persatuan untuk membangun bangsa yang sama-sama kita cintai ini. Residu politik pasca Pemilu harus dibersihkan di bulan Ramadan, sehingga pada hari raya Idul Fitri semua pihak saling memaafkan.
Saatnya kita kembali bersama-sama membangun lingkungan yang inklusif dan berdampingan secara damai. Mari kita saling menghormati perbedaan pendapat dan menghargai keragaman budaya yang ada di lingkungan kita. Dengan semangat Idul Fitri, mari kita jadikan hubungan sosial yang harmonis sebagai pondasi dalam membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
Pada intinya rekonsiliasi nasional sangat penting pasca Pemilu 2024. Selain menghindari perpecahan berpendapat dan sentimen pasca Pemilu, rekonsiliasi juga sebagai jalan akurat untuk saling mengedepankan pentingnya persatuan dan kerukunan dalam hidup berbangsa serta bernegara. Selain itu, rekonsiliasi juga berperan sebagai edukasi untuk seluruh masyarakat Indonesia agar tidak melahirkan ujaran kebencian pasca Pemilu.
Untuk itu, mari bersama-sama kita membangun rasa toleransi tanpa ada kebencian. Baik itu melalui media sosial ataupun tindakan langsung. Karena hal itulah yang akan berpengaruh pada karakter seseorang. Hingga seseorang bisa memahami jati diri bangsa Indonesia yang selalu mengedepankan budaya toleran. Pemilu juga bisa dimaknai sebagai pesta demokrasi yang mengedepankan prinsip keutuhan bangsa Indonesia jauh lebih utama.
Jangan pernah ada kebencian dan kejahatan dalam berkompetisi. Mari saling merangkul untuk membangun bangsa, membangun Indonesia, yang kemudian akan berguna untuk masyarakatnya. Indonesia itu damai, terbukti dengan banyaknya perbedaan di dalamnya. Maka sudah seharusnya kita mempertahankan perdamaian ini. Semua kalangan harus bisa berbesar hati membangun upaya rekonsiliasi nasional pasca pesta demokrasi Indonesia. Semua eksponen politik di Indonesia juga mesti memiliki sikap besar hati untuk kembali membangun keakraban dan harmoni pasca Pemilu 2024.
)* Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia