Mengutuk Sederet Kebiadaban KST Papua, Bunuh Danramil hingga Kepala Kampung
Oleh: Yeskiel Rawai*
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua terus melakukan sederet kekejian dan kebiadaban, mulai dari pembunuhan dan pembantaian terhadap Komandan Rayon Militer (Danramil) Paniai hingga aksi keji itu juga menyasar pula ke Kepala Kampung di Bumi Cenderawasih.
Tentunya tidak ada respon terbaik untuk menanggapi hal tersebut selain mengutuk keras seluruh upaya KST Papua untuk terus merusak kedamaian, ketentraman dan keamanan di provinsi paling Timur di Tanah Air itu.
Hanya dalam waktu beberapa pekan ini saja, mereka sudah menggencarkan banyak aksi hingga menyebabkan Danramil 1703-04/Aradide, Letnan Dua Infanteri (Letda Inf) Oktavianus Sogorlay gugur dan menjadi pahlawan bangsa. Namun bukan hanya itu saja, KST Papua juga membunuh Kepala Kampung yang merupakan orang asli Papua (OAP) sendiri.
Setidaknya dalam kurun wantu dua pekan terakhir ini, gerombolan separatis tersebut telah melancarkan hingga tiga kali aksi serangan di Tanah Papua. Dengan adanya deretan aksi sadis tersebut, mereka sudah merenggut nyawa masyarakat sipil hingga aparat keamanan.
Sejak tanggal 8 April 2024 lalu, yakni pada hari Senin sekitar pukul 10:00 Waktu Indonesia Timur (WIT), KST Papua awalnya menembaki Pos Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz dan Pos Bank Papua Daerah (BPD) di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Akibat serangan tersebut, mereka juga dengan tega membunuh seorang bocah yang tidak berdosa bernama Nando Duwitau berusia 12 tahun.
Tidak hanya berhenti di sana saja, serangan gerombolan teroris itu juga terjadi di Kampung Mondusit, Distrik Serambakon, Kabupaten Pegunungan Bintang pada hari yang sama, sekitar pukul 21:05 WIT. Pada aksinya kali ini, mereka membunuh seorang Kepala Kampung Mondusit bernama Timo Kasipmabin berusia 45 tahun.
Kemudian yang terakhir, beberapa waktu lalu terjadi, yakni KST Papua menembak Danramil Oktavianus di daerah Pasir Putih, Distrik Aradide, Kabupaten Paniai pada hari Kamis tanggal 11 April 2024. Kelompok yang bertentangan dengan ideologi bangsa itu menembak aparat keamanan saat sedang mengendarai sepeda motor.
Komandan Resor Militer (Danrem) 032 Wirabraja, Brigadir Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Brigjen TNI) Rayen Obersyi mengutuk keras perbuatan keji dan kebiadaban yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris tersebut.
Karena perbuatan sangat biadab dari KST Papua itu, sudah sepantasnya seluruh pihak termasuk para tokoh agama mengecam keras aksi penyerangan gerombolan separatis tersebut karena sungguh telah merusak suasana perayaan Hari Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah sehingga kejadian itu sangat mencederai damainya suasana Idul Fitri yang semestinya masyarakat mampu menebarkan nilai-nilai kebaikan, kasih sayang dan saling memaafkan.
Seluruh aparat keamanan di Papua, segenap elemen masyarakat sangat mendukung penuh dan berada di pihak aparat. Warga berdoa agar apkam diberikan kelancaran dan tetap semangat demi menjalankan amanah yang diembankan oleh negara kepada para prajurit di garda terdepan dalam mempertahankan seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini.
Semangat rela berkoban demi bakti kepada Ibu Pertiwi memang sejauh ini terus dibuktikan oleh aparat keamanan, termasuk bagaimana meneladani sosok Danramil 1703-04/Aradide, Letda Inf Oktavianus Sogorlay tersebut selayaknya bisa memotivasi aparat yang lain untuk senatiasa berbuat hal terbaik bagi bangsa dan negara, meski nyawa menjadi taruhannya.
Sementara itu, Anggota Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), Christina Aryani juga sangat menyesalkan dan mengutuk keras adanya pembunuhan serta sederet kebiadaban KST Papua tersebut.
Kekerasan di Papua belakangan ini mengalami peningkatan akibat ulah gerombolan teroris itu, yang mana kali ini dari masyarakat sipil dan aparat keamanan, bahkan hingga anak di Bumi Cenderawasih pun turut menjadi korban.
Maka dari itu, aparat keamanan jelas harus bertindak dengan sangat tegas untuk mengusut tuntas seluruh kasus yang dilakukan oleh KST Papua itu. Karena jika tidak segera ditindak hukum tegas, maka adanya kekerasan yang menimpa warga sipil hingga apkam bisa jadi akan menimbulkan gejolak sosial yang lebih besar lagi.
Jangan sampai negara ini dianggap lemah di hadapan gerombolan kecil kelompok yang terus berupaya untuk merongrong persatuan dan kesatuan NKRI itu. Mereka selama ini terus secara sangat brutal ingin menunjukkan eksistensinya.
Dalam waktu dua pekan ini saja aksi kebiadaban KST Papua sudah menjatuhkan beberapa korban jiwa, dan sangat jelas mereka berpotensi untuk menciptakan teror dan ketakutan sangat luar biasa bagi kelompok masyarakat lain. Bahkan bisa jadi situasi konflik di Bumi Cenderawasih dengan eskalasi kekerasan yang terus meningkat sudah berada di luar batas nalar kemanusiaan.
Mengutuk keras seluruh deretan kebiadaban dan kekejian KST Papua hanya dalam kurun waktu beberapa waktu terakhir ini saja telah menjatuhkan lebih dari satu korban jiwa. Salah satunya adalah sosok pahlawan bangsa yang gugur di tangan mereka, yakni Danramil Paniai serta masyarakat sipil yang berkedudukan sebagai Kepala Kampung bahkan hingga seorang bocah yang sama sekali tidak berdosa. Segala tindakan tersebut jelas harus diadili hukum secara tegasdan dihukum berat, karena diniai sudah melanggar hak asasi manusia (HAM).
)* Mahasiswa asal Papua tinggal di Yogyakarta