Langgar HAM dan Lukai OAP, Tindakan OPM Identik Dengan ISIS
Oleh: Veronica Lokbere *)
Aparat keamanan mencatat gangguan keamanan yang dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) sudah terjadi sebanyak ratusan kali dan menimbulkan banyak korban jiwa. Pihak kepolisian maupun TNI pun melakukan serangkaian upaya guna menangani gangguan tersebut. Hal ini membuktikan bahwa aparat keamanan terus berupaya dalam menjalankan tugas guna memberantas dan menindak tegas para anggota OPM Papua.
Mabes TNI menyebut OPM Papua melakukan pelanggaran HAM berat atas tewasnya Danramil 1703-04/Aradile, Letda Inf Oktovianus Sokolray. Kapuspen TNI, Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan bahwa Oktovianus gugur setelah diserang dan ditembak oleh gerombolan OPM Papua. Bahkan, korban juga diparang pada bagian kepala serta tangan.
Aksi kejam OPM Papua dinilai telah menciderai upaya Pemerintah dan aparat keamanan untuk menciptakan persatuan dan kedamaian serta percepatan pembangunan di Tanah Papua. Mayjen Nugraha Gumilar juga mengatakan bahwa jenazah korban Oktovianus ditemukan di daerah Pasir Putih, Distrik Aradide, Kab. Paniai, Papua Tengah telah dievakuasi ke RSUD Paniai.
Lebih lanjut, Mayjen Nugraha Gumilar mengatakan bahwa situasi di wilayah Paniai saat ini terpantau sudah kondusif. Pihaknya juga mengatakan bahwa aparat keamanan masih melakukan pengejaran terhadap OPM yang telah menewaskan Danramil 1703-04/Aradide tersebut. OPM Papua menganggap dirinya sebagai pahlawan untuk kemerdekaan Papua, justru OPM lah yang terus meneror bahkan hingga membunuh aparat keamanan maupun warga sipil yang tidak bersalah.
Diperkirakan, OPM masih akan menjadi ancaman serius bagi stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Papua. Hal ini ditandai dengan aksi penyerangan yang dilakukan OPM terhadap anggota TNI serta ratusan aksi teror lainnya yang seringkali dilakukan. Aksi brutal tersebut telah menyebabkan puluhan warga sipil maupun aparat keamanan meninggal dunia, serta banyaknya kasus pengrusakan fasilitas umum di Papua. Oleh sebab itu, pihaknya meminta kepada seluruh pihak baik aparat gabungan maupun masyarakat sipil untuk bersama-sama meningkatkan kewaspadaan serta memberantas OPM.
Sementara itu, aparat keamanan gabungan juga telah berhasil memberantas dan menembak mati belasan anggota OPM. Anggota Komisi I DPR RI, Dave Akbarshah Laksono menilai bahwa pendekatan yang dilakukan oleh aparat keamanan di Papua harus ditingkatkan untuk semakin mempercepat upaya mengembalikan situasi dan kondisi yang kondusif serta kedamaian di Bumi Cenderawasih. Pihaknya menegaskan agar aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari TNI dan Polri sesegera mungkin bisa menindak dengan sangat tegas dan keras para anggota OPM Papua tersebut.
Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz, Kombes Pol. Faizal Ramadhani mengatakan agar masyarakat maupun aparat keamanan tidak terpancing oleh aksi kejam yang dilakukan OPM, tetapi tetap berjaga dan memastikan agar potensi ancaman dari OPM tidak terulang kembali. Pihaknya menambahkan bahwa TNI-Polri tetap mengambil langkah-langkah penegakan hukum dan tidak patah semangat untuk menangkap anggota OPM termasuk jaringan dari kelompok yang berseberangan dengan paham NKRI tersebut.
Danrem 172 Prja Wira Yakhti, Brigjen Jo Sembiring mengatakan bahwa aksi keji berupa pembunuhan terhadap anggota aparat keamanan yang dilakukan oleh OPM sangat mirip dengan aksi militan ISIS di Suriah, meskipun memiliki visi yang berbeda satu sama lain, kendati misi kedua kelompok tersebut sama yaitu menebar aksi teror.
Tokoh Muda Papua, Steve Mara menyampaikan rasa prihatinnya atas kejadian yang menimpa anggota TNI tersebut, dan menurutnya tindakan tersebut sangat sadis dan keji. Pihaknya juga meminta Polri melalui Densus 88 anti teror yang dibantu Kopassus untuk segera mengejar dan menangkap para pembuat onar agar tidak terus berkembang, karena hal tersebut hanya dapat membahayakan nyawa warga sipil lainnya. Pihaknya juga menilai aksi brutal OPM sudah sama dengan ISIS.
Seperti yang diketahui, dari tahun ke tahun teror yang dilakukan OPM semakin brutal dan menjadi sumber konflik yang harus diberantas. Keberadaan mereka sudah membuat masyarakat menjadi resah dan terus menjalani hidup dengan penuh ketakutan. Kekerasan maupun pembantaian yang dilakukan oleh OPM wajib untuk diperangi. Para aparat keamanan gabungan tidak boleh berhenti melakukan pengejaran dan pemberantasan terhadap para anggota OPM.
Di sisi lain, masyarakat harus ikut berperan dalam memberantas OPM yang selalu membuat kekacauan dengan melakukan berbagai aksi teror terhadap warga sipil yang tidak bersalah di Bumi Cendrawasih. Masyarakat harus menguatkan dukungannya, bahkan bersinergi dengan aparat keamanan dalam menjaga kamtibmas dari serangan para anggota OPM.
Dengan demikian, sangat perlu dilakukan kolaborasi antara aparat keamanan dengan masyarakat untuk menumpas OPM dengan meningkatkan kewaspadaan dan memperketat pengamanan di wilayah Papua agar ke depannya masyarakat Papua dapat beraktivitas kembali dengan penuh kedamaian tanpa dihantui aksi teror OPM. Kehidupan warga Papua pun akan lebih aman, tentram, dan damai karena tidak adanya gangguan kamtibnas yang selama ini dilakukan oleh OPM.
*) Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta