KST Papua Kembali Tembak Aparat Keamanan hingga Anggota Brimob Polda NTT Terluka
Oleh : Alfred Jigibalom*
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua kembali melancarkan aksi kejam dan biadabnya, yakni dengan melakukan penembakan pada aparat keamanan hingga mengakibatkan anggota Brigade Mobile (Brimob) Kepolisian Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Polda NTT) terluka.
Diketahui bahwa Bharaka Rani Yohanes Seran, salah seorang personel dari kesatuan Brigade Mobile (Brimob) Polda NTT mengalami luka tembak pada kaki sebelah kirinya dalam peristiwa kontak tembak dengan KST Papua di Intan Jaya.
Pria yang akrab disapa dengan Riser itu tertembak di Kampung Titigi, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada hari Rabu tanggal 22 November 2023 lalu. Dalam kejadian tersebut, dirinya bersama dengan satu orang rekannya yang bernama Bharada Bonifasius Jawa diberondong tembakan oleh KST Papua itu sehingga mengakibatkan Bonifasius Jawa gugur.
Keduanya merupakan bagian dari anggota Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz dari Brimob Polda NTT. Pada saat penembakan terjadi, Rani Yohanes Seran sedang bersama dengan sebanyak 15 personel dari Kepolisian Resor (Polres) Intan Jaya yang dipimpin oleh Kapolres Intan Jaya, disertai dengan delapan personel Delta, enam personel Komodo dan ditambah dengan Kepala Dinas Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK), sopir dan pendamping dinas serta tiga orang warga.
Kala itu, mereka semua menggunakan empat mobil dobel kabin yakni satu mobil dari Polres, satu mobil Deta dan sebanyak dua mobil Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Rombobgan itu berangkat dari Polres Intan Jaya menuju ke tempat olah kejadian perkara (TKP) pada pukul 09:57 Waktu Indonesia Timur (WIT), yang mana waktu itu aparat keamanan memang sedang menangani suatu kasus di sana.
Rombongan tersebut tiba di lokasi pukul 10:35 WIT, kemudian personel Polres melaksanakan kegiatan dan dibantu oleh personel Brimob dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Kegiatan itu selesai dengan aman dan lancar pada pukul 12:15 WIT dan rombongan pun langsung bergerak pulang.
Akan tetapi pada pukul 12:25 WIT, ketika mereka tiba di daerah Sanggong, ternyata terjadi tembakan dari arah kanan dan langsung mengenai Bharada Bonafasius. Tembakan tersebut mengenai bagian bahu kanan hingga menembus ke arah belakang ketiaknya.
Setelah itu, langsung terjadi rentetan tembakan dari arah kiri dan kanan, yang mana posisi dari mobil yang ditembak oleh KST Papua tersebut berada di urutan kedua dan di dalamnya berisikan personel Brimob.
Tentu saja saat ditembak, pihak personel Brimob langsung melakukan balasan tembakan dan melaju terus untuk keluar dari titik merah. Riser mengaku bahwa dirinya sempat terkena tembakan di bagian paha kaki kanan dan terjatuh.
Rani Yohanes Seran yang sebelumnya mengalami luka tembak akibat adanya kontak tembak dengan gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih itu kini dianugerahi kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi.
Wakil Kapolda NTT, Brigadir Jenderal Polisi (Brigjen Pol) Alwi Setiyono mengatakan bahwa kenaikan pangkat itu merupakan sebuah bentuk penghargaan atas bagaimana dedikasi dan perngorbanan yang dilakukan oleh Abripda Rani Yohanes Seran dalam menjalankan tugas operasinya di Papua.
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang operasi Damai Cartenz yang terus digalakkan oleh aparat keamanan di Tanah Papua itu menjadi tonggak yang sangat penting dalam upaya bisa mewujudkan perdamaian, keamanan dan juga melakukan penegakan hukum yang tegas terhadap KST Papua.
Sejauh ini, seluruh personel aparat keamanan terus berjibaku dengan tanpa mengenal kata lelah dan takut untuk mampu memberantas gerakan dari KST Papua sehingga nantinya akan benar-benar mampu terwujud Bumi Cenderawasih yang aman dari seluruh gangguan gerombolan teroris itu.
Papua sebagai tanah yang kaya akan budaya dan sumber daya alam (SDA), telah lama ini memang terus menjadi sorotan karena terjadinya konflik yang terus saja berkecamuk di wilayah tersebut. Konflik itu bahkan tidak hanya merugikan bagi pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih sendiri, namun juga menimbulkan banyak sekali dampak sangat negatif terhadap stabilitas dan keamanan di provinsi paling Timur Tanah Air itu.
Penyebab permasalahan utama di Papua juga sampai saat ini adalah datang dari KST yang secara aktif melakukan aksi kekerasan dan juga mengancam pemerintahan hingga warga sipil orang asli Papua (OAP) di sana. Oleh sebab itu, demi mewujudkan perdamaian di Bumi Cenderawasih, penegakan hukum terhadap gerombolan separatis itu merupakan langkah yang sangat penting dan harus terus dilakukan oleh aparat keamanan pasukan gabungan TNI dan Polri.
Bagaimana aksi keji, sadis dan biadab yang selama ini dilancarkan oleh KST Papua, bahkan mereka tidak segan melukai dan menembak warga sipil hingga aparat keamanan merupakan sebuah tindakan yang patut untuk dikecam dan dikutuk keras.
*) Mahasiswa Papua tinggal di Bali