Peran Utama Pendidikan Dalam Menangkal Radikalisme dan Membangun Toleransi
Oleh : Gavin Asadit )*
Radikalisme telah menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh masyarakat Indonesia saat ini. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada wilayah Indonesia, melainkan juga menjadi perhatian dunia internasional. Radikalisme dapat diartikan sebagai sikap atau pandangan yang ekstrem, yang sering kali berujung pada tindakan kekerasan atau terorisme. Dalam menghadapi masalah ini, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menangkal radikalisme dan membangun toleransi di masyarakat.
Pendidikan memiliki peran sentral dalam menangkal radikalisme dan membangun toleransi di masyarakat. Melalui pendidikan, individu dapat diberikan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme. Pendidikan juga dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya keragaman budaya dan agama, serta mempromosikan penghargaan terhadap perbedaan.
Pendidikan tidak hanya berperan dalam memberikan pengetahuan, tetapi juga dalam membentuk sikap dan karakter individu. Dalam konteks ini, pendidikan dapat membantu mengembangkan sikap kritis, toleran, dan inklusif. Dengan adanya pendidikan yang berkualitas, individu dapat belajar untuk menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan perdamaian.
Rektor Universitas Surabaya, Dr. Ir. Benny Lianto, MMBAT mengatakan yang perlu dihindari dalam dunia pendidikan yaitu intoleransi, perundungan, kekerasan seksual, dan radikalisme. Oleh karena itu, upaya pencegahan radikalisme melalui pendidikan harus ditanamkan sejak usia dini. Seperti, pendidikan karakter yang mengajarkan nilai-nilai kebaikan, kejujuran, kerjasama, dan empati. Anak-anak perlu diberikan pemahaman yang benar tentang keberagaman agama dan budaya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang menghargai perbedaan.
Selain itu, pendidikan juga harus memberikan pemahaman yang mendalam tentang sejarah, politik, dan sosial budaya Indonesia. Dengan pemahaman yang baik tentang sejarah bangsa, individu dapat menghargai perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan dan kehidupan yang damai. Pendidikan juga harus mengajarkan tentang kesetaraan gender, hak asasi manusia, dan penyelesaian konflik secara damai.
Direktur Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Brigjen Pol. R. Ahmad Nurwakhid menyatakan bahwa agar seluruh elemen pendidikan khususnya mahasiswa mewaspadai kelompok radikal yang berupaya mengadu domba dan memecah belah bangsa serta meningkatkan sikap toleransi beragama. Pemerintah memiliki peran yang sangat penting dalam membangun toleransi melalui pendidikan. Pemerintah harus memastikan adanya kurikulum yang mencakup pemahaman yang benar tentang agama, budaya, dan sejarah bangsa. Pendidikan yang diberikan harus berlandaskan pada nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan perdamaian.
Selain itu, pemerintah juga harus memperkuat peran lembaga pendidikan dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi. Pendidik harus dilatih untuk menjadi agen perubahan yang dapat menginspirasi dan membimbing siswa dalam mengembangkan sikap dan karakter yang toleran. Pemerintah juga harus memberikan dukungan dan sumber daya yang cukup bagi lembaga pendidikan untuk melaksanakan program-program pendidikan yang bertujuan membangun toleransi.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis Kemenag) Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani mengatakan pendidikan agama memiliki peran yang sangat penting dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Untuk membangun toleransi melalui pendidikan, perlu dilakukan berbagai upaya. Pertama, pendidikan harus diakses oleh semua lapisan masyarakat. Pemerintah harus memastikan bahwa pendidikan berkualitas tersedia secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Program beasiswa dan bantuan pendidikan harus diberikan kepada keluarga yang kurang mampu, sehingga semua individu memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
Kedua, pendidikan harus berfokus pada pengembangan keterampilan sosial dan emosional. Individu perlu dilatih untuk berkomunikasi dengan baik, berempati, dan bekerja sama dengan orang lain. Pendidikan juga harus membantu individu untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis, sehingga mereka dapat memahami informasi dengan baik dan tidak mudah terpengaruh oleh propaganda radikal.
Melawan radikalisme dan membangun toleransi adalah tugas yang kompleks dan membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi masalah ini. Melalui pendidikan, individu dapat diberikan pemahaman yang benar tentang nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan pluralisme. Pendidikan juga dapat membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya keragaman budaya dan agama, serta mempromosikan penghargaan terhadap perbedaan.
Dengan pendidikan yang berkualitas, individu dapat belajar untuk menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan perdamaian. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam memperkuat peran pendidikan dalam menangkal radikalisme dan membangun toleransi di Indonesia.
Melalui pendekatan yang holistik dan berkelanjutan, pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam tentang nilai-nilai toleransi, keragaman, dan perdamaian. Di samping itu, keterlibatan masyarakat dalam membangun jejaring, mempromosikan dialog antaragama dan budaya, serta memberdayakan individu untuk memahami perbedaan dan menyelesaikan konflik dengan cara damai juga merupakan langkah kunci dalam melawan radikalisme. Dengan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat sipil, upaya bersama dapat dilakukan untuk meredam pengaruh radikalisme dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.
)* Penulis adalah Pemerhati Masalah Sosial dan Kemasyarakatan