Aparat Keamanan Tingkatkan Pengamanan Cegah Aksi Brutal KST Papua
Oleh : Viktor Awoitauw )*
Aparat keamanan Republik Indonesia (RI) melakukan pemetaan terhadap berbagai wilayah yang dianggap masih rawan akan aksi kelompok separatis dan teroris (KST) Papua dan terus meningkatkan segenap langkah serta strategi dalam memastikan pengamanan di wilayah tersebut.
Diketahui bahwa terdapat sebanyak lima Kabupaten di Bumi Cenderawasih yang dianggap masih tergolong sangat rawan terhadap adanya aksi dari KST Papua hingga tahun 2024 mendatang. Pemetaan yang dilakukan tersebut berdasarkan dari aksi biadab yang selama ini memang kerap kali dilakukan oleh KST di daerah itu.
Kepala Satuan Tugas (Kasatgas) Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Ramadhani mengungkapkan bahwa dari sembilan daerah operasi yang telah mereka lakukan itu, terdapat lima daerah yang memang cukup menonjol, yakni di daerah Kabupaten Puncak, kemudian di Nduga, Yahukimo, Pegunungan Bintang dan juga di daerah Intan Jaya.
Selama ini upaya yang terus dilakukan oleh jajaran aparat keamanan RI untuk terus menjaga keamanan dan juga situasi yang kondusif di seluruh wilayah di pelosok negeri termasuk di Tanah Papua memang telah sangat optimal. Bahkan, bukan hanya sekedar melakukan pemetaan terhadap daerah yang dianggap rawan akan adanya aksi KST Papua saja, namun pihak aparat keamanan juga telah melakukan pemetaan pada berbagai daerah yang dinilai berpotensi adanya aksi kelompok kriminal politik (KKP).
Sementara untuk beberapa wilayah di Papua yang dianggap berpotensi rawan adanya aksi KKP adalah di Jayapura, Jayawijaya dan Timika. Ketiga wilayah itu sampai saat ini memang masih terus menjadi barometer akan berbagai macam kejadian aksi yang dilakukan oleh kelompok kriminal politik.
Di sisi lain, pihak Satgas Damai Cartenz juga telah mencatat setidaknya terdapat sebanyak 204 kejadian yang dilakukan oleh KST Papua sepanjang tahun 2023. Kemudian dari total kejadian yang disebutkan itu, gerombolan kelompok teroris di Bumi Cenderawasih itu kerap melakukan aksi mereka di Kabupaten Yahukimo.
Data yang disampaikan tersebut, pada bulan Agustus menjadi bulan yang paling banyak kejadian atau aksi gangguan yang dilakukan oleh KST Papua, yakni sebanyak 32 kejadian. Sedangkan untuk wilayah yang paling banyak terjadi kejadian gangguan adalah Kabupaten Yahukimo dengan sebanyak 38 kejadian gangguan.
Selama tahun 2023 ini, Satgas Damai Cartenz juga telah berhasil melakukan penyitaan terhadap sejumlah barang bukti dari tangan KST Papua. Bukan hanya itu, aparat keamanan juga berhasil menduduki markas KST, hal tersebut merupakan salah satu dari sekian banyak prestasi aparat keamanan RI yang patut mendapatkan apresiasi sangat tinggi.
Keberhasianl merampas persenjataan hingga menduduki markas dari kelompok separatis itu, menjadi bukti nyata bahwa kekuatan yang dimiliki oleh aparat keamanan di Tanah Air tidak bisa dianggap remeh. Hal ini menjadi bukti juga bahwa aparat keamanan selama ini telah menerapkan hukuman yang sangat tegas kepada para pelaku teror, utamanya KST Papua.
Aparat keamanan juga berhasil menduduki atau menguasai markas dari gerombolan pihak yang memiliki ideologi bertentangan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tersebut dengan sebanyak 42 titik markas KST Papua.
Dengan masih ada beberapa daerah yang memang kerap kali menjadi wilayah di mana KST Papua menggencarkan aksi mereka, maka tentunya upaya pengamanan yang dilakukan oleh aparat keamanan tidak akan berhasil secara maksimal jika dilakukan oleh satu pihak saja. Maka dari itu, aparat keamanan sendiri memerlukan kolaborasi aktif dari berbagai pihak lainnya.
Kesuksesan yang selama ini berhasil diperoleh oleh aparat keamanan berkat adanya kerja sama yang sangat baik dari seluruh personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri). Menurut Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Kabid Humas Polda) Papua, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Ignatius Benny Adi Prabowo bahwa sinergitas tersebut merupakan hal yang sangat penting untuk semakin meningkatkan patroli keamanan.
Aparat keamanan dari personel gabungan TNI dan Polri sendiri juga terus melakukan pemantauan akan bagaimana pergerakan yang dilakukan oleh KST Papua dengan meningkatkan patroli keamanan dan juga melakukan penegakan hukum yang tegas serta terukur bagi kelompok yang selama ini kerap melakukan aksi teror mereka hingga melakukan penembakan terhadap aparat keamanan sendiri sampai juga menyasar warga sipil yang sama sekali tidak bersalah.
Peningkatan keamanan di Papua memang terus dilakukan, salah satu upaya atau strategi yang dikembangkan oleh aparat keamanan dalam mewujudkan hal tersebut adalah dengan memetakan berbagai daerah yang dianggap masih sangat rawan akan aksi serangan atau gangguan dari KST Papua.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Bandung