Kembali Serang Rakyat Sipil, KST Papua Wajib Ditindak Tegas
Oleh : Angelica Kaloke )*
Peristiwa kekerasan di Papua, khususnya yang melibatkan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) kembali mengguncang dan memilukan hati kita. Pada Selasa (31 Oktober 2023), teror maut merebut nyawa seorang warga sipil yang tak bersalah, Jhony Simanjuntak, di Kampung Pruleme, Distrik Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Tengah.
Insiden ini adalah bukti nyata betapa rawannya situasi keamanan di wilayah tersebut, yang telah terlalu sering menjadi saksi konflik dan kekerasan bersenjata.
Kepala Operasi Damai Cartenz 2023, Kombes Faizal Ramadhani, mengonfirmasi peristiwa tragis ini. Namun, hingga saat ini, identitas pelaku penembakan masih belum teridentifikasi, dan penyelidikan tengah berlangsung. Distrik Mulia, yang sebelumnya mengalami serangkaian aksi kekerasan KSTbeberapa tahun lalu, telah lama mengalami situasi yang relatif kondusif.
Faizal menjelaskan, kalau di Puncak Jaya terakhir April lalu. Tapi kalau di Mulia terakhir (ada penambakan) sekitar empat hingga lima tahun lalu.
Namun, terkait kronologi kejadian, Faizal mengakui bahwa pihak berwenang belum dapat memberikan informasi mendetail karena pelaku penembakan sudah melarikan diri sebelum aparat keamanan tiba di lokasi. Kontak tembak pun tidak terjadi, sehingga masih banyak pertanyaan yang harus dijawab dalam proses penyelidikan ini.
Sehari sebelumnya, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang juga dikenal sebagai KST, mengklaim telah menewaskan seorang anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan membakar sebuah alat berat di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya.
Meskipun KST mengumumkan tindakan mereka dalam sebuah video, Polda Papua Barat membantah adanya korban jiwa dalam insiden tersebut.
Dalam video yang dirilis oleh Juru Bicara TPNPB, Seby Sambom, Arnoldus Kocu, Pimpinan TPNPB Wilayah II Kamuntan Raya Kodap IV Sorong Raya, mengakui bahwa kelompoknya telah menyerang pos TNI di Kampung Ayata.
Mereka mengklaim telah menewaskan seorang anggota TNI dan membakar sebuah ekskavator. Namun, Kepala Bidang Humas Polda Papua Barat, Kombes Pol Adam Erwindi, membantah klaim tersebut dan menyatakan bahwa hingga saat ini tidak ada laporan korban jiwa dari insiden tersebut. Pelaku masih dalam tahap penyelidikan.
Kejadian ini menciptakan kekhawatiran atas situasi keamanan di Papua yang semakin memanas dan menuntut respons yang tegas. KST telah mengancam perdamaian dan kehidupan warga sipil yang tak bersalah.
Dalam menghadapi tantangan ini, pihak berwenang harus bersatu dan memastikan perlindungan warga sipil sebagai prioritas utama. Penindakan tegas terhadap para pelaku kekerasan harus menjadi tindakan yang tak terhindarkan dalam upaya memulihkan keamanan di wilayah tersebut.
Perlindungan warga sipil harus selalu menjadi prioritas utama dalam menghadapi ancaman keamanan seperti yang ditimbulkan oleh KST di Papua. Semua pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan aparat keamanan, harus bekerja sama untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan warga sipil.
Penegakan hukum yang tegas terhadap para pelaku kekerasan juga penting. Penyelidikan yang cermat dan proses peradilan yang adil harus dijalankan untuk membawa para pelaku keadilan. Hal ini akan memberikan pesan yang kuat bahwa tindakan kekerasan tidak akan ditoleransi dan akan dihukum dengan tegas.
Selain itu, pendekatan pencegahan juga diperlukan. Ini melibatkan upaya untuk mengatasi akar konflik dan ketidakpuasan di Papua. Ini termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan pemberian otonomi, memperbaiki akses warga Papua terhadap layanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan, serta menciptakan lapangan kerja yang layak.
Tantangan besar bagi pemerintah adalah menjaga keseimbangan antara penegakan hukum yang tegas dan upaya pencegahan yang komprehensif. Pemerintah harus menjalankan kewajibannya untuk menjaga keamanan dan ketertiban, tetapi juga harus mendengarkan aspirasi masyarakat Papua dan berupaya mencari solusi politik yang adil.
Masyarakat Papua juga memiliki peran penting dalam menyelesaikan konflik ini. Dialog dan keterbukaan harus dipromosikan di semua tingkatan masyarakat untuk mengatasi ketidakpuasan dan perselisihan. Semua pihak harus berusaha menjaga perdamaian dan menghindari tindakan yang dapat memperburuk situasi.
Peristiwa-peristiwa kekerasan yang terus terjadi di Papua, baik yang dilakukan oleh KST maupun dalam respons aparat keamanan, telah menciptakan ketidakpastian dan ketegangan yang terus mengintai wilayah tersebut.
Kembali serangan terhadap warga sipil yang tak bersalah telah membangkitkan keprihatinan mendalam, dan kita harus bersatu untuk mengembalikan rasa aman dan perdamaian kepada masyarakat Papua.
Dalam menghadapi ancaman yang semakin kompleks ini, dibutuhkan koordinasi yang kuat antara aparat keamanan dan kebijakan yang bijak. Kami mengajak seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan pihak berwenang untuk bersatu dalam menindak tegas KKB dan memprioritaskan perlindungan warga sipil. Papua adalah bagian integral dari Indonesia, dan perdamaian di sana adalah tanggung jawab bersama kita.
Melalui langkah-langkah tegas dan kerja sama yang kokoh, kita dapat membawa kembali rasa aman kepada rakyat Papua yang telah terlalu lama hidup dalam bayang-bayang kekerasan.
Berkaca pada aksi brutal KST, maka masyarakat Papua dengan bulat mendukung penuh TNI/Polri dan instansi keamanan lainnya untuk menindak tegas KST. Dengan adanya penindakan tegas ini maka diharapkan situasi di seluruh Papua akan kondusif dan pembangunan dapat berjalan optimal.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Lampung