Lakukan Beragam Aksi Brutal, Masyarakat Dukung Pemberantasan KST Papua
Oleh : Veronica Lokbere )*
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua selama ini seringkali melakukan aksi brutal, sehingga menghambat berbagai pembangunan. Masyarakat pun mendukung penuh aparat keamanan untuk menindak tegas gerombolan agar kedamaian di Papua dapat terwujud.
Para pemuda di Papua yang tergabung ke dalam Barisan Merah Putih (BMP) terus memberikan dukungan penuh mereka kepada seluruh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan juga Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) untuk bisa melakukan penegakan hukum yang sangat tegas kepada Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Bumi Cenderawasih.
Pasalnya, para generasi muda di provinsi paling Timur di Tanah Air itu sudah sangat geram dengan banyaknya rangkaian aksi kekerasan dan juga kekejaman yang sangat brutal ditunjukkan oleh gerombolan separatis tersebut, yang mana dinilai bahwa lantaran banyaknya kekejian yang mereka lakukan sehingga telah sangat mencederai bagaimana citra positif dari masyarakat Papua sendiri secara keseluruhan.
Terkait dengan bagaimana dukungan penuh yang dilakukan oleh para pemuda dari Papua itu, Ketua BMP Papua Max Ohee mengatakan bahwa sebenarnya seluruh masyarakat di Bumi Cenderawasih sangat cinta akan kedamaian, namun justru karena adanya KST maka seorang orang menilai warga Papua menjadi kelompok masyarakat yang jahat.
Dengan sangat tegas dirinya kemudian mengutuk keras aksi kekejaman yang dilakukan oleh KST Papua selama ini terhadap banyak korbannya, yang mana tidak jarang pula justru korban berasal dari warga sipil yang merupakan orang asli Papua (OAP) sendiri, ataupun juga datang dari aparat keamanan hingga warga non Papua. Seluruh kebiadaban tersebut jelas sangat tidak mencerminkan rasa perikemanusiaan.
Sementara itu, Ketua Pemuda Mandala Trikora Provinsi Papua Ali Kabiay juga dengan sangat tegas menyatakan bahwa hendaknya aparat keamanan dari personel gabungan tidak perlu memberikan ampun kepada pihak yang sudah jelas melakukan banyak sekali pelanggaran HAM berat seperti KST sehingga mereka harus sesegera mungkin ditindak tegas.
Pihaknya juga terus mengajak agar kelompok yang berseberangan dengan ideologi bangsa itu untuk bisa kembali ke pangkuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Hal tersebut dikarenakan aksi yang selama ini terus dilancarkan oleh gerombolan teroris itu sudah sangat merugikan semua pihak termasuk warga Papua sendiri. Maka dari itu hendaknya semua pihak mampu untuk bersama-sama dalam menjaga rumah bersama sebagai sebuah bangsa yang rukun.
Menjaga kerukunan berarti juga mampu terus berupaya untuk menciptakan adanyta kedamaian, karena adanya kedamaian sendiri merupakan kunci dari suksesnya pembangunan di Bumi Cenderawasih. Sehingga dengan demikian, nantinya kesejahteraan dari seluruh masyarakat orang asli Papua (OAP) juga akan semakin meningkat.
Sudah menjadi sebuah rahasia umum bahwa sampai saat ini, bagaimana pembangunan dari berbagai macam fasilitas yang terus digencarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI) semakin tersendat dan terhambat lantaran ulah yang dilakukan oleh KST Papua. Bahkan belakangan ini mereka melakukan penyerangan kepada para pekerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Kepala Air, Kabupaten Puncak.
Adanya serangan tersebut bahkan hingga menyebabkan terjadinya korban jiwa dan satu orang pekerja tewas, sedangkan dua orang lainnya dalam keadaan kritis. Mengenai hal itu, Kepala Operasi (Kaops) Satuan Tugas (Satgas) Damai Cartenz, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Ramadhani mengatakan bahwa selain adanya korban tewas, juga terdapat pekerja bangunan Puskesmas yang terkena anak panah.
Meski begitu, bagaimana langkah dan gerak cepat yang dilakukan oleh aparat keamanan dari jajaran pasukan gabungan sendiri patut mendapatkan apresiasi yang sangat tinggi karena Tim Satgas Damai Cartenz mampu berhasil untuk melakukan evakuasi pada sebanyak 23 pekerja ke Timika.
Di sisi lain, bukan hanya penyerangan dilakukan pada pekerja Puskesmas saja, namun bagaimana kebrutalan yang dimiliki oleh KST juga menyasar kepada warga sipil lainnya di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan dan juga Kabupaten Puncak, Papua Tengah. Berdasarkan keterangan dari Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Inspektur Jenderal Polisi (Irjen Pol) Mathius D Fakhiri bahwa aksi penembakan yang dilakukan itu menyebabkan para pendulang emas, sebanyak tujuh orang meninggal dunia.
Kembali lagi, bagaimana kesigapan dan gerak cepat yang dilakukan oleh jajaran aparat keamanan dari personel gabungan patut menerima apresiasi yang sangat besar lantaran mereka mampu mengevakuasi hingga sebanyak 52 pendulang emas.
Menjadi tidak mengherankan mengapa Anggota DPR RI dari Fraksi PPP, Syaifullah Tamliha memberikan apresiasi tinggi kepada bagaimana tindakan tegas yang dilakukan oleh aparat keamanan dalam menindak terus KST yang terjadi di masyarakat Papua karena mereka terus berupaya untuk menghambat pembangunan di Bumi Cenderawasih dan merugikan warga orang asli Papua (OAP) sendiri.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta