Indonesia Bangga Menjadi Tuan Rumah KTT ASEAN 2023
Oleh : Ashila Salsabila )*
Serah terima keketuaan ASEAN dari Kamboja ke Indonesia telah dilakukan pada KTT ASEAN di Phnom Penh bulan November 2022 lalu. Periode keketuaan Indonesia di ASEAN sendiri dimulai sejak 1 Januari 2023 dan akan berlangsung selama setahun sampai dengan 31 Desember 2023.
Maka, Indonesia resmi menjabat sebagai ketua ASEAN untuk tahun 2023. Presiden Jokowi menyampaikan optimis bahwa ASEAN akan tetap relevan serta menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang penting di kawasan. Menurutnya, ASEAN masih penting dan relevan bagi rakyat, bagi kawasan, dan bagi dunia.
Sebagai salah satu negara pendiri ASEAN dan negara terbesar di ASEAN, banyak pihak menyandarkan harapan pada Indonesia untuk dapat melakukan berbagai terobosan dan inovasi dalam menghadapi berbagai permasalahan dunia yang juga dihadapi kawasan.
Indonesia bertekad mengarahkan kerja sama ASEAN tahun 2023 untuk melanjutkan dan memperkuat relevansi ASEAN dalam merespon tantangan kawasan dan global, serta memperkuat posisi ASEAN sebagai pusat pertumbuhan ekonomi kawasan, untuk kemakmuran rakyat di Asia Tenggara.
Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi menyebutkan tema dari ASEAN 2023 adalah "ASEAN Matters: Epicentrum of Growth." Tema tersebut terdiri dari dua elemen besar yaitu ASEAN Matters dan Epicentrum of Growth.
Retno Marsudi mengatakan elemen pertama adalah ASEAN Matters. Bagaimana Indonesia dengan keketuaannya tetap menjadikan ASEAN itu relevan dan penting tidak saja bagi rakyat Indonesia, tetapi juga bagi rakyat ASEAN dan beyond. Jadi beyond-nya itu ada di luar ASEAN.
Ditambahkannya bahwa untuk elemen kedua, ASEAN sebagai pusat pertumbuhan menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN selalu bertumbuh lebih tinggi dibandingkan negara lain di luar ASEAN.
Jika melihat sejarah ASEAN itu selalu terkait dengan masalah ekonomi dan hampir semua waktu itu menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di kawasan ASEAN selalu lebih tinggi dari dunia. Untuk proyeksi 2023 misalnya proyeksi pertumbuhan ASEAN oleh ADB itu 4,7%, sementara oleh World Bank proyeksi untuk pertumbuhan ekonomi dunia adalah 1,7%.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN 3023 diharapkan dapat menjadi momentum untuk menunjukan ketangguhan ekonomi Indonesia. Dengan begitu, bisa memikat investor asing untuk berinvestasi.
Menurutnya, penyelenggaraan KTT ASEAN bisa mendorong perekonomian nasional di berbagai kota yang menjadi penyelenggaraan side events. Airlangga meminta semua pihbak bisa bersinergi memberi kontribusi terbaik dalam acara KTT ASEAN 2023.
Untuk diketahui, "Digital economy kembali diangkat menjadi salah satu dari tiga pilar Keketuaan Indonesia di ASEAN di samping recovery, rebuilding, dan sustainability dengan harapan mempercepat transformasi digital yang inklusif guna mengurangi kesenjangan digital di Kawasan.
Pada 2022, Indonesia sudah menjadi pemain utama di digital ASEAN. Sebab, 40% dari total transaksi ASEAN berasal dari ASEAN. Nilai ekonomi digital di 2025 diprediksi mencapai USD130 miliar dan akan terus meningkat di sekitar USD300 miliar pada 2030.
Melihat hal itu, Presiden Joko Widodo membawa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN atau ASEAN Summit 2023 semakin berbeda dan naik level ke lebih tinggi. Penyelenggaraan KTT ASEAN di Labuan Bajo sekaligus bertujuan untuk mempromosikan kawasan destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) tersebut.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan Australia memberikan dukungan kepada Keketuaan Indonesia di KTT ASEAN 2023. Sebelumnya, Australia juga turut mendukung pembahasan agenda transisi keuangan dalam diskusi di Sustainable Finance Working Group (SFWG) G20. Dengan demikian, kedua negara sepakat akan mempererat hubungan bilateral Kementrian Keuangan (Kemenkeu) Indonesia dan Australia yang selama ini memang sudah terjalin dengan baik.
Kemantapan Indonesia dalam menyelenggarakan perhelatan akbar ini sudah sangat matang mulai dari berbagai sektor, persiapan matang dalam sektor keamanan juga telah diwujudkan oleh Kepolisian Republik Indonesia.
Kapolri Listyo Sigit mengungkapkan mengerahkan Korps Brigade Mobile (Korbrimob) Polri, sebagai pasukan yang mendapatkan tugas menghadapi potensi eskalasi yang memiliki ancaman kadar tinggi, sebagai strategi pengamanan. Sebab, personel Brimob telah siaga atas segala sesuatunya dengan baik dan matang dalam menghadapi segala bentuk potensi maupun ancaman yang sewaktu-waktu bisa terjadi saat KTT ASEAN.
Menurutnya, ASEAN Summit juga harus dilaksanakan pengamanan dengan baik. Dengan berkaca pengamanan pada saat melaksanakan pengamanan KTT G-20.
Beragam manfaat pasti dirasakan masyarakat Labuan Bajo bahkan masyarakat NTT pada umumnya, dengan diselenggarakannya acara KTT ini. Seperti Tokoh Muda Katolik, sekaligus Tenaga Pengajar di Labuan Bajo, Ani Ogor yang menyatakan sangat berterima kasih kepada Presiden Joko Widodo karena telah mempercayakan Labuan Bajo sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan KTT ASEAN ke-42.
Semoga dengan adanya kegiatan KTT ASEAN tersebut dapat meningkatkan sektor pariwsata dan industri kreatif, dan mendorong agar para pelaku UMKM dapat lebih berdaya saing.
Selain itu, insan Jurnalis Jurnalflores.com, Gecio Viana menyatakan apresiasi dan terima kasih kepada Presiden RI, Jokowi yang memilih Kota Labuan Bajo sebagai venue KTT ASEAN ini dan berharap momen ini dapat meningkatkan pariwisata dan industri kreatif serta mendorong para pelaku UMKM berdaya saing. Tak hanya itu, harapan semoga dapat memenuhi ekspektasi publik pun semoga terwujud bahwa setelah pandemi Covid-19, kita bisa bangkit bersama dan berbagi semangat bersama.
Tokoh Masyarakat Adat Terlaing, Hendrikus Jempo menegaskan bahwa tidak semua daerah dipercayakan menjadi lokasi terlaksananya event berskala internasional ini. Dan Labuan Bajo memiliki daya tarik tersendiri sehingga dipilih menjadi lokasi ASEAN Summit. Karena itu, masyarakat perlu terus mendukung pelaksanaan KTT ASEAN, untuk bergandengan tangan mendukung pelaksanaan ASEAN Summit di Labuan Bajo.
Kita berharap Keketuaan ASEAN 2023 ini tidak hanya menjadikan Indonesia sebagai agenda setter, namun juga menjadikan Indonesia sebagai decision maker dan implementor dari kebijakan dan keputusan yang diambil dari KTT ASEAN.
)* Penulis adalah Mahasiswa Hukum Universitas Budi Luhur