Angkat Keunggulan Seni Budaya, AMANAH Gelar Carnival Busana, Hingga Pelatihan Olah Suara
Oleh : Teuku Reza )*
Program Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat (AMANAH) menggelar Carnival busana yang di dalamnya, seluruh peserta wajib untuk menyertakan unsur kekayaan lokal mereka. Acara ini tentu perlu mendapat apresiasi dari masyarakat sebagai bentuk perhatian AMANAH terhadap kebudayaan nusantara.
Keberadaan seni dan budaya lokal di seluruh wilayah di Indonesia tanpa terkecuali, termasuk Aceh sejatinya sangatlah melimpah dan merupakan salah satu kekayaan kultur bangsa ini. Akan tetapi para generasi muda justru cenderung enggan untuk mengenal dan mencintai seni serta budaya lokal milik daerahnya.
Oleh karena itu, memang sangat penting adanya wadah yang tepat bagi sarana mengekspresikan atau menjadikan kekayaan seni dan budaya di Indonesia, termasuk di Aceh semakin luas terekspose, sehingga publik pun bisa mengetahuinya.
AMANAH merupakan program unggulan dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Badan Intelijen Negara (BIN) kemudian melaksanakan banyak kegiatan dan event sangat bermanfaat, salah satunya yakni carnival busana yang mewajibkan para pesertanya menyertakan seni dan budaya setempat untuk memperkenalkannya kepada khalayak luas.
Sebagai informasi, bahwa Gedung Pusat AMANAH memiliki sebanyak 9 fungsi, yakni sebagai pusat kreativitas yang berbasis di Aceh, kemudian fungsi lain yakni mengadakan pelatihan dan workshop, menjadi inkubator bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sebagai ruang kolaborasi, galeri seni dan pameran.
Selain itu, AMANAH juga menyediakan sentra teknologi, program kreatif berbasis lingkungan, kegiatan budaya dan seni hingga kemitraan dan jaringan bagi seluruh generasi muda setempat. Salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat dari program inisiasi BIN ini adalah adanya pelatihan di bidang desain fashion dengan menyelenggarakan hunting kain bagi para desainer muda Aceh.
Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC) Aceh, Khairul Fajri membimbing para peserta dalam pelatihan tersebut, yang mana mereka berasal dari kaum muda untuk mampu memadukan motif kain wastra. Sebagai informasi bahwa kain tersebut merupakan salah satu kain tradisional khas Tanah Air.
Salah seorang pemuda peserta pelatihan Muchlisin menuturkan bahwa dirinya sangat bersyukur karena AMANAH bisa memberikan kesempatan sangat berharga baginya dan juga membiayai pembelian kain yang mereka butuhkan demi memproduksi desain baju.
Rasa terima kasih dari para generasi muda terus mengalir deras pada program inisiasi Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut, lantaran memberikan kesempatan bimbingan kepada para kaum milenial. Pembangunan Youth Creative Hub atau Gedung Pusat AMANAH memang bertujuan untuk memfasilitasi pengembangan dari segala potensi yang berada di daerah berjuluk Negeri Rencong itu.
Banyak sekali potensi yang Aceh miliki, termasuk sumber daya manusia (SDM), kemudian sumber daya alam (SDA) bahkan hingga kekayaan seni dan budaya lokal khas Serambi Mekkah. Apabila semua kekayaan Aceh tersebut mampu mendapatkan pengelolaan yang baik dan maksimal, maka bukan tidak mungkin, wilayah itu akan menjadi salah satu daerah penopang akan kemajuan bangsa.
Oleh karena itu, keberadaan Gedung AMANAH sejatinya bukan hanya sekedar bangunan fisik semata, melainkan juga mampu menjadi wadah bagi para anak muda setempat untuk mengembangkan potensi dan kreativitas yang mereka miliki.
Dari berbagai macam fasilitas sangat memadai dan lengkap yang Aneuk Muda Aceh Unggul dan Hebat berikan, mampu menjadi katalisator bagi kemajuan di berbagai sektor, seperti perkebunan, pertanian, perikanan, teknologi, pengembangan UMKM, dan pelatihan voice over.
AMANAH mengadakan acara One Day Class Voice Over bertajuk ‘Sehari Menjadi Tranding’ di Aula Museum Aceh pada 23 Juni 2024. Acara ini dirancang untuk mengedukasi peserta tentang teknik-teknik Voice Over yang efektif dalam pembuatan konten media sosial.
Dalam kelas ini, para peserta diajari cara membuat konten yang efektif di platform sosial media, strategi storytelling, dan pentingnya personal branding. Acara ini dipandu oleh Dinda Maryana dan dihadiri beberapa tokoh ternama dalam industri kreatif digital, seperti Bimo Kusum atau yang dikenal dengan Bimoky sebagai Founder Voice Institute Indonesia dan VO Artist.
Bimoky mengapresiasi bakat anak muda Aceh di bidang Voice Over. Menurunya, karakter suara anak muda Aceg luar biasa, tegas dan menarik.
Tidak hanya itu, acara tersebut juga mengulas pentingnya optimalisasi voice over untuk konten di media sosial yang dihadiri oleh Dhanu Riza sebagai Chief Creative Officer Infia Corp dan Social Media Specialist.
Dhanu berharap acara ini memberikan wawasan mendalam tentang penggunaan Voice Over untuk menyampaikan pesan secara efektif di media sosial.
Menjunjung seni dan budaya milik daerah masing-masing di Indonesia memang merupakan sebuah langkah tanggung jawab serta kewajiban bersama. Oleh karena itu, Gedung Pusat AMANAH kemudian menggelar Carnival Busana, yang mana di dalamnya sekaligus menjadi sarana penyebarluasan seni dan budaya lokal agar semakin terkenal.
Program AMANAH yang dinaungi oleh BIN terbukti mampu memberdayakan generasi muda. Oleh sebab itu, AMANAH berharap melalui kegiatan ini, generasi muda Aceh dapat semakin terampil memanfaatkan teknologi dan kreativitas untuk menginspirasi dan memberdayakan masyarakat melalui konten digital yang berkualitas.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara