Pemerintah Terus Perkuat Ketersediaan dan Stabilitas Pangan Selama Ramadhan
Oleh: Ferry Andriawan*
Menghadapi bulan Ramadan, pemerintah telah memperkuat langkah-langkah antisipasi terhadap stabilitas harga bahan pokok, khususnya beras. Dalam upaya mengatasi potensi kenaikan harga selama momen penting ini, Presiden Joko Widodo dengan tegas menyatakan bahwa stok beras nasional dalam kondisi yang baik dan tidak ada masalah yang perlu dikhawatirkan. Beliau menegaskan bahwa persiapan ketersediaan bahan pokok di bulan puasa dan Lebaran merupakan prioritas utama pemerintah. Dukungan penuh ini mencakup tidak hanya beras tetapi juga bahan-bahan pokok lainnya. Presiden Jokowi optimistis bahwa harga beras di beberapa pasar utama, seperti Pasar Induk Cipinang dan Pasar Johar di Karawang, sudah mengalami penurunan, dan ia berharap panen raya yang akan segera terjadi dapat menurunkan harga beras lebih rendah lagi.
Pemerintah tidak hanya fokus pada penurunan harga beras tetapi juga memperhatikan kesejahteraan petani. Presiden Jokowi menekankan pentingnya penurunan harga yang tidak terlalu drastis agar petani tetap mendapat ruang keuntungan yang adil. Hal ini menunjukkan kesadaran pemerintah akan pentingnya menjaga keseimbangan antara ketersediaan bahan pokok dan keuntungan yang diperoleh oleh para produsen, khususnya petani.
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan komitmen pemerintah dalam memperkuat ketersediaan dan stabilitas pangan strategis menjelang Ramadhan. Dalam hal ini, pemerintah telah mengimplementasikan sejumlah program kunci bersama para stakeholder pangan di seluruh Indonesia. Langkah-langkah ini mencakup penderasan stok beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dan beras komersial, serta percepatan penyaluran jagung SPHP ke peternak. Dukungan ini juga terlihat dari bantuan pangan beras ke 22 juta keluarga se-Indonesia yang terus dilanjutkan setiap bulan, menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan akses pangan yang memadai bagi seluruh lapisan masyarakat.
Tidak hanya itu, pemerintah juga melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah dan berbagai stakeholder terkait untuk memastikan ketersediaan pangan yang memadai selama Ramadhan dan Idul Fitri. Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, mengimbau pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan bahan pangan dan stabilitas harga di daerah masing-masing. Upaya ini penting karena pengendalian inflasi secara nasional merupakan agregat dari langkah yang dilakukan oleh pusat maupun daerah. Melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), pemerintah berupaya menjaga keseimbangan harga untuk menyenangkan produsen dan konsumen.
Selain itu, penting bagi masyarakat untuk mendukung dan mengapresiasi seluruh kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah dalam menyediakan akses pangan murah dan terjangkau, serta memastikan ketersediaan pangan tetap aman dan stabil. Dalam situasi yang penuh tantangan seperti saat ini, kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangatlah penting untuk menjaga stabilitas harga pangan dan memastikan semua lapisan masyarakat dapat memperoleh pangan dengan harga yang terjangkau.
Masyarakat dapat turut berperan aktif dengan mematuhi aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah terkait dengan penggunaan dan distribusi bahan pangan, serta dengan mempraktikkan pola konsumsi yang bijaksana dan berkelanjutan. Pola konsumsi yang bijaksana tidak hanya bermanfaat bagi kesehatan individu, tetapi juga membantu mengurangi tekanan terhadap ketersediaan pangan di pasar, sehingga harga dapat tetap terjaga dalam rentang yang wajar. Selain itu, memperkenalkan kebiasaan menyimpan dan memanfaatkan makanan dengan efisien juga dapat membantu mengurangi pemborosan dan memastikan bahwa makanan tidak terbuang sia-sia.
Kolaborasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat juga memainkan peran penting dalam mendukung keberlangsungan berbagai program pemerintah terkait dengan ketersediaan dan stabilitas harga pangan. Melalui partisipasi aktif dalam program-program seperti operasi pasar murah, distribusi bantuan pangan, dan gerakan pangan murah, masyarakat dapat secara langsung merasakan manfaatnya dan ikut serta dalam menjaga ketersediaan pangan yang memadai bagi semua.
Dukungan serta partisipasi aktif masyarakat juga menjadi kunci dalam menjamin keberhasilan dari berbagai program pemerintah terkait dengan ketersediaan dan stabilitas harga pangan. Mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh pemerintah juga dapat memotivasi untuk terus meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari program-program tersebut, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat secara merata.
Dalam konteks yang lebih luas, mendukung program pemerintah dalam menyediakan akses pangan murah dan terjangkau juga berarti mendukung upaya untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama dalam hal pengentasan kemiskinan dan kelaparan. Dengan memastikan bahwa semua individu memiliki akses yang memadai terhadap pangan yang bergizi, pemerintah dan masyarakat dapat bersama-sama menciptakan masyarakat yang lebih sehat, produktif, dan berdaya saing.
Sebagai kesimpulan, langkah-langkah yang telah diambil oleh pemerintah Indonesia dalam memperkuat ketersediaan dan stabilitas harga pangan menjelang Ramadhan menunjukkan komitmen yang kuat untuk memastikan kesejahteraan masyarakat selama bulan suci ini. Dukungan penuh dari berbagai instansi pemerintah dan kerja sama dengan stakeholder terkait menjadi kunci dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pangan yang memadai. Semoga langkah-langkah ini dapat memberikan manfaat yang nyata bagi seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang membutuhkan, dalam menjalankan ibadah puasa dengan tenang dan nyaman.
*Penulis merupakan mahasiswa pertanian asal Solo