Waspadai KST Sebar Hoax Soal Bom, Aparat Keamanan Komitmen Lindungi Masyarakat
Oleh : Marcellino Angel Krey )*
Seluruh masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan mereka akan adanya propaganda yang dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua yang menyebarkan berita bohong atau hoax mengenai adanya bom. Tentunya hal tersebut sangat tidak benar, terlebih aparat keamanan juga memiliki komitmen yang sangat kuat untuk terus menyejahterakan dan membangun serta melindungi Papua.
Mengenai bagaimana komitmen kuat tersebut, Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII / Cenderawasih, Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Mayjen TNI) Izak Pangemanan angkat bicara terkait pembangunan patung Tuhan Yesus di Kampung Bilogai, Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah.
Bukan hanya itu, namun dirinya juga turut angkat bicara terkait rencana penambangan Blok Wabu di intan Jaya. Secara tegas aparat keamanan mengungkapkan bahwa ternyata selama ini terdapat isu yang berkembang mengenai pembangunan patung Tuhan Yesus dan rencana penambangan di Blok Wabu tersebut.
Karena ada isu yang terus dihembuskan oleh KST Papua, bahkan sampai menyebabkan terjadi baku tembak antara kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) dengan pihak aparat keamanan. Ternyata isu yang dipropagandakan oleh kelompok separatis itu adalah di dalam patung Tuhan Yesus yang dibangun tersebut terdapat sebuah bom yang sangat besar, dan jika bom itu diledakkan maka seluruh masyarakat di Intan Jaya akan menjadi korbannya.
Lantaran ada isu demikian, maka pembangunan Patung Tuhan Yesus yang dilakukan sempat mendapatkan penolakan. Padahal sudah sangat jelas bahwa isu yang dihembuskan tersebut merupakan informasi yang tidak benar atau berita bohong (hoax).
Justru, dengan adanya pembangunan Patung Tuhan Yesus di Bilogai sendiri merupakan salah satu dari rangkaian program dari pembangunan salib yang ada di Gereja Antiokhia Intan Jaya yang dibuat oleh Satuan Tugas (Satgas) Batalion Infanteri Para Raider 328 / Dirgahayu dari Depok, Provinsi Jawa Barat (Jabar) yang memang bertugas di Intan Jaya dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan adanya bom.
Memang masa tugas dari Batalion Infanteri Para Raider 328 / Dirgahayu di Intan Jaya tersebut kini telah berakhir, sehingga mereka digantikan oleh Batalyon Infanteri Para Raider 305 / Tengkorak dari Kerawang, Jawa Barat.
Diketahui bahwa selama masa tugas yang dijalankan oleh Satuan Tugas (Satgas) Batalyon Infanteri Para Raider 305 / Tengkorak itu, mereka melakukan pembangunan gereja di Kampung Mamba, kemudian digantikan oleh Pasukan dari Batalyon Infanteri Para Raider 330 / Tri Dharma yang menggantikan mereka dengan semakin melengkapi pembangunan tersebut dengan menambahkan didirikannya patung Tuhan Yesus.
Alih-alih meletakkan bom di dalam patung, justru para aparat keamanan dari prajurit TNI itu melakukan pembangunan patung Tuhan Yesus sendiri di Intan Jaya karena pihaknya sangat menginginkan adanya perdamaian di Tanah Papua. Landasan utama dari pembangunan patung tersebut yakni aparat keamanan sama sekali tidak menginginkan adanya kekerasan di Bumi Cenderawasih dan juga tidak mau ada pertumpahan darah di sana.
Namun justru niat baik dan mulia tersebut malah ditunggangi oleh KST Papua dan digunakan oleh mereka untuk menciptakan sebuah propaganda berita bohong atau hoax dengan menyatakan di dalam patung seolah-olah terdapat sebuah bom yang berukuran besar dan siap untuk diledakkan.
Sementara itu, mengenai isu penambangan Blok Wabu, Izak Pangemanan juga menegaskan bahwa sampai hari ini sama sekali tidak ada sosialisasi ataupun komunikasi apapun mengenai hal tersebut. Bahkan dari pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Intan Jaya sendiri juga telah mengeluarkan pernyataan secara resminya mengenai Blok Wabu.
Tapi tetap saja masih ada sebuah isu yang berkembang selama ini, yakni di sana terdapat keinginan penguasaan secara besar-besaran untuk menguasai kekayaan alam, termasuk emas yang berada di Blok Wabu. Padahal sama sekali tidak ada hal tersebut.
Kedua isu yang terus dihembuskan oleh KST Papua itu memang dipersiapkan oleh mereka untuk menakut-nakuti atau menyebarkan teror secara psikis kepada masyarakat sehingga terjadi ketidakpercayaan antara masyarakat kepada aparat keamanan dan juga pemerintah daerah setempat.
Hal tersebut dengan sengaja mereka sebarkan karena berupaya untuk menciptakan suasana kekacauan dan ketidakstabilan, sehingga akan timbul banyak tindak kekerasan diantara masyarakat sendiri dan menjadikan Intan Jaya menjadi tidak kondusif. Terbukti, karena adanya kedua isu itu, di Intan Jaya sempat terjadi sebuah kontak tembak beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, diketahui bahwa sebanyak lima anggota KST dilaporkan tewas di Kabupaten Intan Jaya, Provinsi Papua Tengah. Kelima anggota gerombolan separatis itu tewas setelah melakukan kontak tembak dengan aparat keamanan pasukan gabungan TNI dan Polri. Mereka tewas tertembak saat menebarkan teror di wilayah Intan Jaya.
Padahal yang sebenarnya terjadi adalah seluruh teror berupa isu hoax dan propaganda yang dilangsungkan oleh KST Papua baik mengenai adanya bom ataupun upaya penguasaan kekayaan alam di Tanah Papua sama sekali tidak benar. Justru pihak aparat keamanan sendiri terus berupaya semaksimal mungkin untuk mampu menyejahterakan seluruh masyarakat dan juga membangun Tanah Papua, termasuk terus menciptakan suasana kondusif di Bumi Cenderawasih.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Surabaya