Koordinasi Lintas Sektor Kunci Penting Pembangunan Papua Secara Holistik
Oleh : Alvaro Hukubun )*
Koordinasi lintas sektor merupakan kunci yang sangat penting untuk mempercepat pembangunan Papua secara jauh lebih holistik. Lantaran dengan adanya koordinasi yang baik dari berbagai macam pihak, sehingga menjadikan penentuan arah kebijakan ke depannya untuk membangun Bumi Cenderawasih bisa menjadi jauh semakin lengkap demi kepentingan warga setempat.
Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Ditjen Bina Bangda) menggelar pertemuan dengan agenda untuk mengekspos bagaimana substansi akan arah kebijakan pembangunan dan juga pengembangan wilayah di Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua. Bukan hanya itu saja, namun dalam agenda yang sama juga dilakukan penyerahan Dokumen Rekomendasi untuk arah kebijakan pembangunan dan pengembangan wilayah DOB di Papua pada tahun 2025 hingga 2045 mendatang.
Restuardy Daud selaku Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah menekankan bagaimana pentingnya kolaborasi antar lintas sektor untuk mampu membantu dalam merumuskan seperti apa arah kebijakan akan pembangunan yang nantinya menjadi landasan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk DOB Papua.
Adanya dokumen rekomendasi tersebut diserahkan sebagai langkah awal dalam rangka untuk semakin mengeksplorasi akan potensi wilayah dan juga merumuskan bagaimana sejumlah langkah secara strategis untuk masa depan yang berkelanjutan di Bumi Cenderawasih.
Tidak bisa dipungkiri bahwa memang adanya kolaborasi atau koordinasi lintas sektoral seperti pada pihak Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah (Pemda) setempat serta pemangku kepentingan terkait lainnya menjadi kunci yang sangat penting untuk menentukan arah kebijakan pembangunan secara holistik.
Pertemuan juga dilakukan dengan pihak Kementerian atau Lembaga terkait serta dengan pihak Pemerintah Daerah di Papua dengan fokus untuk menjaring berbagai macam isu strategis dan juga mengidentifikasi arah kebijakan pembangunan, pengembangan wilayah hingga bagaimana strategi akan implementasi dalam RPJPD yang sudah diserahkan.
Ternyata seluruh peserta yang hadir, yang mana juga dari berbagai macam sektor tersebut memberikan banyak kontribusi yang sangat penting dalam menyusun garis besar akan kebijakan yang mampu mengakomodasi beragam aspek pembangunan di Provinsi DOB Papua yang menjadi proyek pemekaran wilayah dari pemerintah.
Beberapa rekomendasi kebijakan tersebut difokuskan pada beberapa aspek utama untuk bisa menghadapi adanya dinamika pembangunan di sebanyak empat Provinsi Daerah Otonomi Baru itu. Prioritas pertama yang dilakukan adalah terkait dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan dasar, utamanya dalam pendidikan dan kesehatan untuk semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Solusi yang didapatkan secara berkelanjutan dalam rangka untuk biosa mengatasi berbagai macam potensi tantangan akan keamanan yang bisa saja terjadi itu memang sangatlah diperlukan. Langkah yang dilakukan adalah dengan menggunakan pendekatan yang semakin memperhatikan berbagai macam nilai kultural serta religi.
Selanjutnya, adanya ketidaksetaraan dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) juga menjadi fokus lain dengan upaya untuk terus menjaga adanya keselarasan antara orang asli Papua (OAP) dan pihak non-OAP. Kemudian, ketika berbicara dalam konteks ekonomi, strategi identifikasi pengembangan kawasan pertanian dan perkebunan dianggap juga sangat penting untuk semakin memberdayakan potensi ekonomi lokal dari masyarakat.
Upaya perlindungan terhadap kawasan hutan dan juga langkah konservasi bertujuan untuk semakin menjaga akan kelangsungan ekosistem alam, dengan menekankan bagaimana pentingnya melakukan pendataan akan tanah adat dan juga tanah ulayat demi semakin menjamin terjaminnya berbagai macam hak dari masyarakat lokal.
Lebih lanjut, pengembangan infrastruktur konektivitas darat juga akan terus didorong untuk semakin mendukung akan adanya mobilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sementara, pemanfaatan akan energi sumber daya alam mineral juga harus dilakukan secara berkelanjutan dengan terus melibatkan sumber daya manusia (SDM) asli dari keempat Provinsi DOB Papua.
Harapan besar dari berbagai pihak bahwa dengan adanya dokumen rekomendasi kebijakan pembangunan DOB Papua tersebut akan bisa menjadi rujukan dalam perencanaan pembangunan secara jangka panjang di wilayah Bumi Cenderawasih. Kolaborasi dan koordinasi lintas sektor tentu harus dijalin dengan sangat kuat untuk semakin memperkuat adanya keberlanjutan tersebut dan juga adanya pemerataan pembangunan di berbagai daerah terpencil.
Pada kesempatan lain, Pemerintah juga terus mengupayakan agar terjadinya koordinasi lintas sektor secara baik melalui Dirjen P2PM, Kementerian Kesehatan yang mengadakan pertemuan koordinasi lintas sektor dan lintas program. Kegiatan tersebut bertujuan untuk terwujudnya sinergitas, semakin memperkuat komunikasi, koordinasi antara pusat dan daerah dalam pelaksanaan seluruh program, utamanya pada bidang kesehatan dan juga mampu memfasilitasi pemerintah daerah dalam mendukung implementasi transformasi sistem kesehatan di Papua.
Termasuk juga, dengan adanya berbagai pertemuan tersebut menjadi sarana untuk monitoring dan evaluasi program dalam rangka mampu mengetahui bagaimana hambatan serta masalah yang mungkin saja bisa timbul sehingga ke depannya dapat dilakukan pemecahan masalah yang tepat, benar, efektif, efisien dan juga berkelanjutan.
Sehingga dalam hal percepatan pembangunan di Bumi Cenderawasih, pemerintah tidak hanya berfokus pada satu sektor saja seperti halnya infrastruktur, namun ternyata jauh lebih banyak dari itu, yakni fokus yang digencarkan adalah benar-benar dalam seluruh sektor secara holistik. Maka dari itu, koordinasi lintas sektoral untuk pembangunan Papua merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta